22.11.07

SBY BUKANLAH DEWA

Diposting oleh KANG SOFY |

Indonesia masih belum bisa bernafas lega, dengan adanya korban banjir tsunami tahun yang lalu, Indonesia dihadapkan lagi dengan musibah gempa bumi yang terjadi dijogja, Lumpur lapindo dan juga musibah-musibah lain. Sebuah pertanyaan kapankah Indonesia bisa tidur dengan nyenyak? Benarkah ini adzab dari tuhan? Ataukah ini akibat dari perbuatan manusia sehingga alam marah ?


Berbagai macam musibah dan persoalan yang melanda negara seribu pulau ini, mengundang reaksi dari berbagai macam kalangan, kalangan masyarakat baik dari tingkat atas maupun ditingkat bawah. Adanya problematika ini tidak bisa lepas dari adzab dan perbuatan manusia kita tidak bisa melihat dari satu kaca mata. kita harus melihat dari berbagai macam sudut, baik sudut depan, belakang maupun dari sudut samping. Contoh kasus ‘ bulan kemarin di jogjakarta kota yang terkenal dengan sebutan kota intelektual terjadi gempa bumi yang menelan kurang lebih dari 5000 jiwa dan 1000 orang luka-luka, semua ini bukan karena takdir dari tuhan, melainkan balasan tuhan bagi manusia yang tidak pernah teringat akan tugasnya sebagai hamba dan kholifah di muka bumi ini.
Menilik persoalan diatas, pada hakekatnya tuhan dengan bahasa simbolNya kita dituntut untuk sadar dalam kehidupan ini sikap saling membenci dan saling menyalahkan bukan saatnya lagi kita lakukan, hidup individual harus kita musnahkan, perbuatan dholim serta kelakuan-kelakuan yang tidak baik sudah saatnya dikubur. Bagi manusia yang tidak mau berfikir bijak cenderung menyalahkan orang-orang disekitarnya lebih-lebih orang yang yang dianggap nomer wahid dinegara ini. Adanya demo besar-besaran baik yang dilakukan masyarakat maupun politisi mereka beranggapan bahwa semua musibah akibat dari ketidak becusan seorang SBY (Sosilo Bambang Yudiono)
Sby bukanlah dewa penyelamat tidak harus dipaksa untuk bertidak sebagai pialang penyelamat, SBY bukanlah dewa penolong dan pembangkit dari segala keterpurukan, sikap bergantung dan ketergantungan pada orang lain adalah sebuah kutukan . SBY bukanlah dewa yang selalu benar tapi dia adalah seorang manusia yang tidak akan gaib dari kesalahan dan kefatalan. SBY bukanlah malaikat yang mempunyai pikiran dan sikap yang tidak berubah-ubah, melainkan mahluk manusia yang terus akan terbawa nafsu dan emosinya apabila tidak bisa memainkannya. SBY hanya seorang pemimpin Indonesia yang mempunyai kewajiban melaksanakan tugasnya. Kata-kata inilah sepantasnya di ungkapkan .
Adanya demo ingin mencabut mandat priseden dan wakilnya tidak terlepas dari adanya musibah-musibah yang dialami Negara Indonesia ini. Baik musibah korupsi, ekonomi, politik, lebih-lebih musibah yang memakan nyawa manusia semua ini kita dituntut untuk sadar secara kolektif yang harus dibangun dengan ikatan-ikatan cultural,kesadaran kolektif ini akan mampu merubah takdir dari yang buruk menjadi takdir yang baik. musibah yang terjadi jangan di anggap tidak ada kaitannya dengan kelakuan-kelakuan manusia yang menyimpang dari ajaran agama. Tuhan sudah mewarning sejak dulu bahwa kerusakan yang terjadi didunia ini tidak akan terlepas dari sikap,kelakuan manusia, kejadian-kejadian itu bukan paketan dari tuhan dan manusia harus pasrah dan menerima melainkan semua ini tidak terlepas dari sebab manusia sebagai pelaku hal-hal yang tidak disenangi Allah dan allah membalas dengan setimpal. Semoga

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar anda pada kotak di bawah ini, selanjutnya pilih salah satu opsi pada menu dropdown "beri komentar sebagai". Apabila anda memiliki google account pilih "google" jika tidak pilih name/url. Thanks for your comment!

Subscribe