20.12.08

Bertemu Mantan Ketua ISO

Diposting oleh KANG SOFY |

Kamis, 18 Desember 2008, pukul 04.30 aku dibangunkan paksa oleh alarm HP yang memang semalam aku ganti nadanya dengan jeritan orang gila. Aku lihat Busyro udah komat kamit didekatku, entah apa yang dia baca…mungkin saja dia lagi mengamalkan ajian makan pagi. Setelah mengumpulkan sukma ke dalam raga, aku bergegas ke kamar mandi. Hawa dingin yang mengancam tak meluluhkan tekadku untuk mandi pagi itu. Sebab sebentar lagi aku akan menjemput tamu VIP yang akan menginjakkan kaki di Bandung tepat pukul 07.00 WIB.

Kulihat jam tangan hadiah dari teteh-teteh MBI menunjukkan pukul 06.30. setelah agak lama jadi patung di pertigaan panorama akhirnya angkot jurusan Stasiun Hall menghampiriku dengan 3 penumpang di dalamnya. Aduh…bakal telat nich! 10 menit kemudian perlahan mang sopir memutar kemudi. Namun unfortunately… tak sampai 2 km dari panorama terlihat si pengayom masyarakat (the Police) lagi sibuk mengalihkan jalur ke arah lain, ini juga berarti aku tidak akan sampai ke stasiun tepat waktu. Belum lagi arus kendaraan di Bandung yang selalu macet merayap seperti semut.

As the consequence, aku mengirimkan pesan ke Mr. Lukman agar Beliau, Rofiqoh dan Sunarsih langsung meluncur ke MAN 1 Bandung, sementara aku memilih untuk pindah angkot jurusan MAN 1 Bandung. Untunglah ternyata disana mereka bersama peserta dari Kab. Pasuruan sehingga uang Rp.50.000 yang dikeluarkan masih bisa ditanggung bersama untuk menyewa taksi. Walau sebenarnya harga itu masih sangatlah mahal jika dibandingkan dengan naik angkot yang hanya menghabiskan Rp. 3.000 per-orang.

Aku sampai di MAN 1 Bandung tepat pukul 08.25 WIB. Terlihat sebuah spanduk besar bertuliskan ucapan “Selamat Datang Peserta Orientasi dan Pelaksanaan Pembibitan Santri Pondok Pesantren” tergantung di atas pintu gerbang. Pak satpam piket waktu itu langsung menunjukkan asrama penginapan si Picko dan Suna yang sudah tiba 30 menit lebih awal dariku.

Tampak senyum Suna menyapaku dari ruang lobi. Sementara si Picko masih sibuk mengisi daftar hadir yang disediakan oleh panitia. Sesaat kemudian Picko selesai mengisi daftar yang masih terisi 10 peserta itu. Tak lama kemudian Mr. Lukman muncul dari pintu lobi. Dia agak kaget melihatku yang katanya tambah gemuk namun perubahan kulitnya masih tak jauh berubah. He… emang kapan mau berubahnya?.

Setelah agak lama ngobrol, petugas mempersilahkan kita untuk membawa barang ke kamar yang terletak di lantai 2. Aku lihat wajah Picko tampak sayu kelelahan. Tidak seperti Suna yang energik dengan jaket merah dan kerudung putih susu yang dikenakannya. Ech… ternyata benar! Tak selang berapa lama di dalam kamar berukuran 4 x 6 m2 yang juga ditempati 2 peserta dari Pasuruan itu, Picko memegang perutnya sambil berucap “lapeee….r pak!”.

Akupun mengajaknya makan di kantin bersama Suna tapi dia menolak katanya malu sama siswa di depan… he…ada2 aja Picko nich!. Akhirnya aku mengajak Mr. Lukman untuk makan di kantin. Automatically, Si Picko dan Suna juga gak mau ketinggalan kereta karena jujur aja perut mereka pasti keroncongan setelah berlama-lama di kursi kereta selama kurang lebih 14 jam.

Di kantin kami ngobrol panjang lebar mulai dari cerita selama perjalanan sampai kepada permasalahan di Pondok. ISO menurut Picko saat ini sudah mulai ada perubahan namun entah perubahan yang bagaimana pikirku!. Dia juga bercerita tentang kondisi Siswi kelas XII yang sekarang pada hobi sakit alias nge-drop. Entah mungkin karena kelelahan belajar atau keracunan akibat tradisi rujak yang mereka pelihara selama ini.

Jam 10.30 aku pamit ke Mr. Lukman, Picko dan Suna untuk kembali ke kost-an sebab jam 13.00 aku harus masuk mata kuliah Mr. Rizky, dosen Komputer dan Jaringan favoritku. Sebelum pulang aku meminta nomor hp Picko agar sewaktu – waktu bisa saling berkomunikasi. Keesokan harinya Picko memberikan kabar kepadaku bahwa agenda pertama kegiatan yang diikuti oleh beberapa siswa pesantren di seluruh di Indonesia itu adalah try out! Wah bener-bener program pembibitan!. Hayo siapa yang mau menyusul?

1 komentar:

Desly Dhika mengatakan...

Aku juga santri dari pembibitan,namaku desly coba kamu tanya ma picko pasti dia kenal ma aku.memeng pembibitan yg kami alami cukup menyulitkan,soalnya berkumpul ama orang-orang pintar itu rasanya merasa bodoh sendiri.hehehe

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar anda pada kotak di bawah ini, selanjutnya pilih salah satu opsi pada menu dropdown "beri komentar sebagai". Apabila anda memiliki google account pilih "google" jika tidak pilih name/url. Thanks for your comment!

Subscribe