16.11.08

Khotbah Melawan Pencuri

Diposting oleh KANG SOFY |

Menjadi sebuah keniscayaan di negeri krisis ini, beragam perilaku manusia sudah mencapai atau bahkan baru memulai titik degradasi. Setiap saat kita selalu disuguhi dengan berita korupsi, pembunuhan, perampokan, hinga bagian vital perempuan yang kini mulai marak diperjualbelikan bukan hanya oleh para we-te-es tapi hampir semua lapisan masyarakat dengan beragam profesi yang mereka geluti.
JUM’AT KELABU, kuliah Pengantar TIK yang diasuh oleh Bpk. Dr. Denny Darmawan, MSi selesai tepat jam 11.00 WIB. Aku dan Busyra langsung cabut ke kost-an untuk mengejar tempat di Masjid. Maklumlah, letak masjid yang tepat berada di tengah pemukiman mahasiswa yang padat serta ukurannya yang tak seluas musholla Riyadus Sholihin daltim itu mengharuskan kita berdua segera berangkat seawal mungkin.
Jam 11.30 ketua Ta’mir maju ke mimbar untuk memberikan laporan keuangan serta kegiatan yang telah dilakukan selama seminggu terakhir di Masjid Khusnul Khotimah kepada para jema’aah. Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan khotbah dengan durasi kurang lebih sekitar 30 menit. Khotib waktu itu menyinggung tentang perilaku-perilaku manusia yang dicintai oleh Allah. Beliau juga mengajak para jema’ah untuk selalu berbuat baik kepada sesama karena itu merupakan bagian dari Cinta Allah.
Namun, Naudzubillah! Di saat para jema’ah sedang mencoba bermuhasabah akan perilaku yang mereka lakukan selama ini, tak jauh dari masjid peristiwa kontras terjadi. 2 orang dengan penampilan mahasiswa berhasil membawa kabur sebuah laptop dan 1 cpu mahasiswa reguler UPI. Afif, pemilik cpu dan temannya yang kebetulan mampir dan menitipkan laptop di kamar Afif spontan mengelus dada setelah menemukan barangnya kini telah berpindah tangan.
Untunglah mereka berdua bukanlah mahasiswa “tak beragama” seperti para pencuri yang baru saja menjebol pintu kamar mereka. Hal itu terlihat dari teman Afif, berkali-kali terdengar ucapan istighfar dari mulutnya dan berkali-kali pula dia memeluk erat Afif dan mengingatkannya agar bersabar serta mengembalikan semua kepada Yang Maha Berkehendak. “ini ujian Allah buat kita fren!” itulah kata terakhir yang ia ucapkan sebelum meninggalkan kamar.
Akhirnya…. “kejahatan terjadi karena memang ada niat dari pelakunya baik itu siswa, mahasiswa bahkan santri sekalipun, dan disaat ada kesempatan maka terjadilah!

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar anda pada kotak di bawah ini, selanjutnya pilih salah satu opsi pada menu dropdown "beri komentar sebagai". Apabila anda memiliki google account pilih "google" jika tidak pilih name/url. Thanks for your comment!

Subscribe